Lianne Tan yang lahir di Bilzen, Belgia pada 20 November 1990 adalah pemain bulu tangkis putri berkewarganegaraan Belgia yang memiliki darah Indonesia. Ia sendiri telah menekuni dunia bulu tangkis sejak usia 8 tahun karena pengaruh keluarga.
Lianne Tan merupakan pebulutangkis yang memiliki banyak kedekatan dengan Indonesia. Pasalnya dia memiliki keturunan Indonesia dari sang ayah yaitu Henk Tan asal Bandung. Sedangkan ibunya berdarah Belgia dan saat ini dia menetap di Bilzen, Belgia.
Lahir dari ayah orang Indonesia dan ibu Belgia memberi keuntungan pada Lianne Tan sehingga dirinya bisa tumbuh di budaya berbeda dan dapat belajar tentang keduanya. Selain itu Lianne Tan dilatih oleh pelatih asal Indonesia kelahiran Jakarta yaitu Indra Bagus Ade Chandra.
Indra Bagus Ade Chandra yang merupakan bagian dari tim pelatih nasional di Belgia. Usut punya usut, Lianne Tann ternyata memadu kasih dengan pelatihnya tersebut. Dia memulai debut profesional bulutangkis pada 1999 dan debut internasionalnya pada 2006 di ajang Belgian International.
Lianne Tan dan saudaranya Yuhan semasa kecil kerap mengunjungi Indonesia dan belajar gaya bulu tangkis di Tanah Air. Lianne Tan dan Yuhan pernah tampil di Olimpiade 2012 London dan Olimpiade 2016 Rio de Janeiro. Sejak partisipasinya di 2008, Lianne Tan telah memenangkan sembilan gelar BWF International Chellen.
Selain disibukkan dengan dunia olahraga bulutangkis, Lianne Tan pun menggeluti dunia kedokteran, di mana dia pernah mengambil studi kedokteran gigi di Nijmegen, Belanda. Sang kakak Yuhan pun sama seperti dirinya yang juga bergelut di dunia medis.
Di laga perdananya pada ajang Olimpiade Tokyo 2020, Lianne Tan berhasil mengalahkan pemain cantik wakil Myanmar, Thet Htar Thuzar. Selanjutnya Lianne Tan harus menerima kekalahan dari pemain bulutangkis Indonesia Gregoria Mariska Tunjung dan menjadi trending topic di Twitter.