Gregoria Mariska Tunjung - Badminton Indonesia

Biografi Gregoria Mariska Tunjung Badminton Bulu TangkisGregoria Mariska Tunjung Cahyaningsih yang lahir 11 Agustus 1999 di Wonogiri Jawa Tengah merupakan pemain bulu tangkis tunggal putri Indonesia. Putri pasangan Gregorius Maryanto dan Fransiska Romana ini berasal dari klub PB Mutiara Cardinal Bandung. Dia masuk Pelatnas Cipayung sejak 2013 dan dilatih oleh Minarti Timur. Saat ini pelatih sektor tunggal putri Indonesia ada di tangan Rionny Mainaky yang juga menjabat sebagai Kepala Bidang Bina Prestasi PBSI. Gregoria pernah menempati peringkat tertinggi ke 13 dunia pada 18 Juni 2019, namun peringkatnya saat ini ke 23 dunia.

Gregoria mencetak sejarah sebagai juara tunggal putri Kejuaraan Dunia Junior BWF 2017 di Yogyakarta setelah terakhir kali Indonesia menjadi juara pada seri pertama Kejuaraan Dunia Junior BWF di Jakarta tahun 1992 silam atas nama Kristin Yunita. Ia berasal dari PB. Mutiara Cardinal, Bandung dan merupakan peraih medali perunggu SEA Games 2017 di Kuala Lumpur, Malaysia serta medali perak di Kejuaraan Asia Junior 2016 di Bangkok, Thailand.

Tunggal putri asal Indonesia, Gregoria Mariska Tunjung harus menyudahi perjalanannya di Olimpiade Tokyo 2020 di babak 16 besar saja. Hal itu setelah Gregoria Mariska kalah dari wakil Thailand, yakni Ratchanok Intanon dengan skor 12-21 dan 19-21. Bermain di Lapangan 2 Musashino Forest Plaza pada Kamis (29/7/2021) pagi WIB, Gregoria sudah terlihat kesulitan menghadapi Intanon sejak gim pertama baru dimulai. Hal itu dapat terlihat dari langsung ditinggalkannya Gregoria dengan skor 0-4. Bahkan ketika Gregoria baru menciptakan poin pertamanya, Intanon sudah mengoleksi tujuh poin. Permainan cepat Intanon membuat Gregoria pun tertinggal 4-11 di interval pertama.

Intanon bisa mendapatkan poin yang banyak dan cepat tak terlepas dari kesalahan-kesalahan yang dibuat Gregoria. Pebulu tangkis kelahiran Wonogiri tersebut acap kali gagal mengirimkan kok ke area Intanon lantaran kebanyakan nyangkut di net. Gregoria sempat mencoba mengejar di sisa-sisa gim pertama. Namun, Intanon pada akhirnya dapat mengunci gim pertama tersebut dan membuat Gregoria harus mengakui kekalahan di awal dengan skor 12-21 dengan waktu 15 menit. 

Memasuki gim kedua, permainan tak terlalu berubah. Intanon masih menguasai pertandingan dan Gregoria tetap kesulitan menghadapi permainan yang diperlihatkan wakil asal Thailand tersebut. Sejak awal gim kedua, Gregoria sudah cukup tertinggal jauh dari Intanon. Skor sempat 3-8 dan pada akhirnya Gregoria tetap gagal mengejar hingga interval dengan skor 5-11.