Biodata Zahra Muzdalifah Pemain Sepakbola Persija

Biografi Profil Biodata Zahra Muzdalifah - Pemain Sepak Bola PersijaZahra Muzdalifah lahir 4 April 2001 adalah seorang pemain sepak bola wanita yang tergabung dalam tim nasional Indonesia. Sejak kecil dia memang sudah di kenalkan dengan dunia sepak bola oleh ayahnya. Sebelumnya, Zahra sempat menjadi pemain futsal dan bergabung dalam futsal putri Ngapak FC. Zahra juga pernah menjadi top skorer dengan perolehan 3 gol pada Liga Futsal Nusantara tahun 2016. Kemudian, gadis yang mengidolakan Neymar JR ini melebarkan sayapnya di dunia sepak bola dengan menimba ilmu di Sekolah Sepak Bola (SSB) ASIOP Apacinti. Seperti remaja seusia dia lainnya, Zahra juga merupakan cewek yang modis. Dia juga kerap mengunggah aktivitas kesehariannya di akun Instagram miliknya. Dengan wajah yang fotogenic, foto-foto yang diunggah tampak begitu memesona. Tak heran, Zahra punya followers yang cukup banyak, jumlahnya mencapai 417 ribu.

Zahra Muzdalifah bintang sepak bola putri kembali jadi perbincangan. Hal ini tak terlepas dari kiprahnya bersama Persija Jakarta di ajang Liga 1 Putri 2019. Di Tim None Kemayoran ini, Zahra berposisi sebagai penyerang sekaligus kapten. Total, cewek berusia 18 tahun ini sudah mencetak tiga gol. Satu gol saat Persija Putri mengalahkan PSIS Semarang 4-1, Minggu (6/10) dan dua gol lainnya saat mereka menang lawan Persib Putri 2-1, Rabu (8/10). Tim putri Persija Jakarta memenangi duel sengit melawan Persib Bandung dengan skor 2-1 dalam lanjutan grup A Liga 1 Putri 2019 di Stadion Maguwoharjo, Rabu (8/10/2019). Zahra Muzdalifah memborong dua gol kemenangan Persija. Laga berlangsung ketat sejak menit pertama, terutama dengan hadirnya kelompok suporter kedua tim. Ratusan The Jakmania hadir dengan menempati tribune utara. Sementara, Viking berada di tribune selatan.

Persija sudah unggal saat memasuki menit ke-34, lewat sundulan Zahra Muzdalifah. Empat menit babak kedua berjalan, Macan Kemayoran kembali menambah keunggulan lagi-lagi melalui Zahra. Kali ini gol tendangan jarak jauh. Persib sempat berhasil memperkecil kedudukan pada menit ke-65 lewat sontekan Risqiyanti. Namun, mereka gagal memaksimalkan waktu pada babak kedua untuk menambah skor. Kemenangan ini semakin membuat Persija kukuh di puncak klasemen grup A dengan koleksi tujuh poin dari tiga pertandingan. Sementara Persib baru memiliki nilai tiga dari dua pertandingan. Pelatih Persija Jakarta putri, John Arwandhi menyebut permainan melawan Persib sebenarnya berimbang. Hanya saja diakuinya Persija lebih beruntung dalam memanfaatkan peluang.

Zahra memimpin rekan-rekannya mengalahkan Singapura dengan skor 1-0 dalam 90 menit pertandingan. Kemenangan itu mengantarkan Garuda Pertiwi ke putaran final Piala Asia untuk pertama kalinya setelah 33 tahun. Mundurnya Korea Utara dan Irak pun memuluskan langkah mereka untuk lolos. Dia mengakui dirinya tumbuh sebagai anak yang tomboi dan tidak bisa diam ketika masih kanak-kanak. Itu membuat orang tuanya risih karena dia terus berlarian di rumah. Saat itu, Zahra dan keluarganya tinggal di Kabupaten Tengerang, Banten.

Bakat mengolah bolanya semakin terlihat ketika dia mulai rutin bermain sepak bola dengan anak-anak laki di sekitar rumahnya, meski hanya sekedar iseng bermain di lapangan semen dan gawang dibuat dari tumpukan sendal. Orang tuanya kemudian mendaftarkan Zahra ke sekolah sepak bola agar bisa lebih serius mengasah bakatnya, setelah melihat kegemarannya itu. Sebagai syarat, dia diminta serius berlatih karena biaya yang dikeluarkan tidak murah. Saat itu usia Zahra baru sekitar 10 tahun. Dia lantas bergabung dengan Sekolah Sepak Bola (SSB) di Madania khusus untuk perempuan. Namun, karena tidak berkembang, dia dipindahkan ke SSB Patriot Merah Putih yang semua muridnya laki-laki.

Selanjutnya, Zahra pindah lagi ke ASIOP Apacinti dan bisa berkembang dengan baik. Dia selalu terpilih dalam tim inti di setiap turnamen yang diikuti. Ketika usianya 12 tahun, terpilih masuk tim sepak bola untuk berkompetisi di Norwegia. Gadis berusia 20 tahun ini juga penah bermain untuk tim Ngapak FC dan Jakarta 69 sebelum bergabung dengan tim putri Persija Jakarta. Di tim sepak bola Macan Kemayoran, dia menjadi kapten tim. Penampilannya yang apik bersama Persija Putri, membuat Zahra Muzdalifah mendaptkan panggilan masuk ke timnas sepak bola putri Indonesia di Asian Games 2018. Sejak saat itu, dia dipercaya mengenakan ban kapten.