Di Olimpiade Beijing 2008 Eko meraih medali perunggu. Sebelumnya di kejuaraan angkat besi dunia yunior di Praha, Republik Ceko tahun 2007, Eko meraih emas dan mendapatkan penghargaan sebagai the best lifter pada turnamen tersebut. Pada Olimpiade London 2012, Eko untuk kedua kalinya berturut-turut menjadi penyumbang medali pertama Indonesia dengan meraih medali perunggu di kelas 62 kg dan menduduki peringkat ketiga dengan total 317 kg.
Eko lahir di Lampung dan berasal dari keluarga yang kurang mampu. Ayahnya bernama Saman, seorang pengayuh becak, sedangkan ibunya, Wastiah adalah seorang penjual sayur. Takdir Eko menjadi atlet angkat besi (weightlifter atau lifter) berawal saat ia menyaksikan sekelompok orang berlatih angkat besi di sebuah klub di daerahnya sekitar tujuh tahun silam. Lama kelamaan Eko makin tertarik. Pelatih klub tersebut akhirnya mengajak Eko ikut berlatih. Berbekal izin dari orangtuanya, Eko pun mulai mengakrabkan diri dengan barbel. Eko mulai merintis prestasinya saat tampil sebagai lifter terbaik di Kejuaraan Dunia Yunior 2007, di mana saat itu ia meraih medali emas. Sejak itu ia melanjutkan kariernya dengan gemilang.
Di Olimpiade Tokyo 2020 Jepang, Eko Yuli Irawan meraih medali perak bagi Indonesia. Dia berhasil mengangkat barbel pada angkatan pertama sebesar 137 kg dan pada angkatan kedua seberat 165 kg. Dengan hasil total 302 kg, Eko Yuli Irawan mampu menyumbang medali perak untuk Indonesia pada ajang Olimpiade Tokyo 2020 di Jepang tahun 2021 ini.