M. Fadli atau dengan nama lengkap Muhammad Fadli Immammuddin, dan dikenal di level internasional sebagai Fadli Immammudin, (lahir di Cibinong, Kabupaten Bogor, 25 Juli 1984; umur 34 tahun) adalah mantan pembalap sepeda motor asal Indonesia dan saat ini menjadi atlet paralimpik cabang sepeda, M. Fadli mengawali karirnya di dunia balap di tahun 2001 dengan mengikuti Kejuaraan Daerah (Kejurda) road race dengan mengendarai skuter Vespa di kelas skuter. Sepanjang dekade 2000an, ia berkompetisi di tingkat Kejurda maupun Kejuaraan Nasional (Kejurnas) dengan mengikuti kelas-kelas yang beragam dari kelas 110cc pemula (di awal-awal) hingga 115cc seeded. Fadli juga pernah merasakan jadi juara Asia Road Racing Championship kelas underbone 115cc tahun 2004. Pada tahun itu juga ia meraih emas di ajang PON 2004 cabang balap motor kelas 4-tak 110cc beregu dan perak di kelas 2-tak underbone. Total ia mengoleksi 6 gelar juara nasional dari berbagai kelas (4-tak 110cc 2004, Indoprix 2007 di kelas MP1 dan MP2, juara IRS 2010-11, dan IRS kelas Supersport 600cc).
Keikutsertaan di Moto2 - Fadli ambil bagian dalam 2013 Malaysian motorcycle Grand Prix.. Ia membalap untuk tim JiR Moto2 sebagai pengganti Mike di Meglio. Sayangnya, ia terlibat dalam kecelakaan yang juga menyeret pebalap lain termasuk Zaqhwan Zaidi, Axel Pons, dan Decha Kraisart sesaat sebelum lap kedua. Pebalap kelahiran Cibinong ini tidak dapat membalap kembali setelah dilakukan start ulang. Keikutsertaannya di Moto2 yang singkat ini menjadi satu-satunya dalam karir profesionalnya di level dunia. Karir Selanjutnya, Dalam ajang Asia Road Racing Championship di Sirkuit Internasional Sentul tahun 2015, Fadli sedang merayakan kemenangannya di balapan ke-2 kemenangan di depan kerumunan lokal ketika ia ditabrak dari belakang oleh pebalap asal Thailand, Jakkrit Sawangswat. Kecelakaan itu tidak bisa dihindari dan ia terluka parah di bagian kaki. Kemudian, cederanya tersebut sangat parah sehingga mengharuskan Fadli menjalani amputasi pada kaki kanannya. Ini menandai akhir dari karir balap sepeda motor profesionalnya.
Setelah insiden itu, dilaporkan bahwa Sawangswat sempat berputus asa untuk kembali berlomba. Kemungkinan besar hal itu disebabkan tertekannya ia akan rasa bersalah atas insiden di Sentul. Namun, Fadli secara pribadi pergi ke Thailand untuk mengunjungi Sawasngswat di Sirkuit Internasional Chang. Ia menyuruhnya untuk melupakan insiden itu dan melanjutkan balapan lagi. Dua pebalap tersebut sekarang sudah menjadi sahabat dekat. Namun, renjana dan semangat Fadli untuk membalap tidak hilang begitu saja. Ia berpartisipasi di 2018 Asian Para Games, di beberapa kelas cabang bersepeda. Dia meraih medali perak di nomor Road Cycling C4 kelas (yang berlangsung di Sirkuit Internasional Sentul), dan emas di nomor Track Cycling Pursuit kelas C4. Fadli pun membuka sekolah balap yang ia namai 43 Racing School untuk mencari bibit-bibit baru pebalap Tanah Air. Tim balap motor asal Indonesia, Astra Honda Racing Team, menunjuknya sebagai mentor para pebalapnya di ajang internasional.