Herry Iman Pierngadi Pelatih Bulutangkis Ganda

Biografi Herry Iman Pierngadi Pelatih Bulutangkis GandaHerry IP atau Herry Iman Pierngadi (lahir di Pangkal Pinang, 21 Agustus 1962) adalah pelatih bulutangkis dari Indonesia yang berspesialisasi dalam melatih ganda putra. Herry tidak memiliki pengalaman sebagai mantan pemain bulutangkis papan atas. Dia memiliki lisensi pelatih dan memiliki ijazah pendidikan di IKIP Jakarta, sekarang Universitas Negeri Jakarta (UNJ). Istrinya adalah Loa Kim Fun dan mereka memiliki tiga anak: Stevanus Iman Pierngadi, Cintia Maria, dan Karen Aprilia.

Herry bergabung dengan Dewan Nasional Persatuan Bulutangkis Indonesia ( PBSI ) sejak tahun 1993. Pelatih bulutangkis pada awalnya menangani pasukan Nasional Pratama Indonesia untuk talenta yang akan datang. Mulai tahun 1999 ia menjadi pelatih dan pelatih utama ganda putra di pusat pelatihan Nasional Pelatnas Cipayung, menggantikan Christian Hadinata yang menjadi Direktur Pelatnas Nasional PBSI . Ketika ia memulai pekerjaannya sebagai pelatih di kantor pelatihan Nasional, Herry masih menjadi pelatih klub PB Tangkas. Namun kemudian ia memutuskan untuk melepaskan ikatan klubnya untuk memilih status sebagai pelatih independen yang bebas tanpa konflik kepentingan. Bahkan, Herry bahkan tidak khawatir ketika dia diputus dari Dewan Nasional PBSI pada 2007. Saat itu, pembinaan ganda putra dipercayakan kepada Sigit Pamungkas. Tanpa tanggung jawab di pusat pelatihan Nasional hingga 2011, Herry memilih waktunya untuk kegiatan di luar bulutangkis. Dia menghabiskan sebagian besar waktunya dengan hobinya berkicau burung dan bisnis kandang burung.

Ketika ia menjadi pelatih bulutangkis pertama di Cipayung pada periode 1993 hingga 2008, ia menghasilkan sejumlah pasangan ganda putra kelas dunia. Misalnya Chandra Wijaya / Tony Gunawan (juara 1999 All England dan 2000 Olympic champion), kemudian Chandra Wijaya / Sigit Budiarto (2003 All England & 1997 World Champions), dan Flandy Limpele / Eng Hian (peraih medali perunggu Olimpiade 2004). Dia kembali ke Cipayung pada tahun 2011 setelah beberapa tahun absen untuk menggantikan Sigit Pamungkas lagi. Pada saat itu, sektor ganda putra Indonesia mengalami sedikit penurunan dalam prestasi. Regenerasi tidak terjadi semulus pada awalnya ketika Ricky Subagja / Rexy Mainaky bermain dan kesuksesan mereka dilanjutkan oleh Chandra Wijaya / Sigit Budiarto pada periode masa jabatan pertamanya sebagai pelatih Nasional. Pasangan andalan Markis Kido / Hendra Setiawan sebenarnya meninggalkan pelatihan Nasional ketika dia kembali. Perlahan tapi pasti, Herry mulai menunjukkan pengaruh positifnya dan sekali lagi meningkatkan prestasi ganda pria Indonesia. Kembalinya Hendra Setiawan ke pelatihan nasional juga merupakan tonggak penting. Dia kemudian dipasangkan dengan Mohammad Ahsan yang sebelumnya berduet dengan Bona Septano . Tanpa diduga, pasangan baru ini melejit dalam waktu singkat.

Hendra Setiawan / Mohammad Ahsan juga memenangkan gelar All England Open yang terkenal pada tahun 2014 dan 2019, mereka juga memenangkan medali emas di Asian Games 2014 . Anak didiknya yang terbaru adalah Marcus Fernaldi Gideon dan Kevin Sanjaya Sukamuljo , pasangan nomor satu dunia saat ini yang memenangkan gelar All England Open dua tahun berturut-turut pada 2017 & 2018 dan juga medali Emas di Asian Games 2018. Sebagai pelatih kepala ganda putra PBSI Herry sekarang perlahan-lahan mentransfer tugas kepelatihan ganda putra-nya di berbagai turnamen pilihan kepada asisten pelatih Aryono Miranat yang dengannya ia bekerja bersama secara intensif. Pada akhir 2018, pelatih veteran Herry Iman Pierngadi menerima Penghargaan Olahraga Indonesia sebagai "Pelatih Terbaik Tahun Ini".